Profil Desa Sariyoso

Ketahui informasi secara rinci Desa Sariyoso mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sariyoso

Tentang Kami

Desa Sariyoso di Kecamatan Sukoharjo, Wonosobo, merupakan lumbung pertanian subur yang berfokus pada budidaya padi dan palawija. Sebagai desa agraris murni, Sariyoso menopang ketahanan pangan lokal dengan didukung oleh semangat gotong royong warganya yang

  • Lumbung Pangan Krusial

    Sariyoso adalah desa agraris yang didominasi oleh lahan persawahan, menjadikannya salah satu sentra produksi padi dan palawija penting di Kecamatan Sukoharjo.

  • Karakteristik Perdesaan Otentik

    Berada di luar lingkar utama perkotaan, Sariyoso mempertahankan suasana perdesaan yang otentik, di mana nilai-nilai kebersamaan dan tradisi agraris masih sangat kental

  • Ekonomi Berbasis Pertanian dan Peternakan

    Perekonomian desa hampir sepenuhnya ditopang oleh sektor pertanian, dengan peternakan sebagai kegiatan pendukung utama yang menyediakan pupuk organik dan pendapatan tambahan bagi petani.

XM Broker

Desa Sariyoso, sebuah hamparan hijau yang subur di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, merupakan representasi otentik dari kehidupan perdesaan yang bertumpu pada kekuatan agraris. Terletak di luar hiruk pikuk pusat kota, Sariyoso adalah desa di mana ritme kehidupan berjalan selaras dengan siklus tanam dan panen. Nama "Sariyoso" sendiri seolah merefleksikan esensi wilayahnya sebagai "sari" atau inti dari kesuburan tanah yang memberikan kehidupan dan kemakmuran bagi warganya.Sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Sukoharjo, desa ini memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan ketahanan pangan lokal. Kehidupan masyarakatnya yang komunal, dengan semangat gotong royong yang masih mengakar kuat, menjadi fondasi utama dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Sariyoso, dari kondisi geografis dan agroklimatnya yang mendukung, demografi masyarakatnya yang homogen, hingga denyut nadi ekonomi yang berpusat pada cangkul dan bajak.

Geografi dan Kesuburan Lahan Pertanian

Secara administratif, Desa Sariyoso tercatat dalam sistem pemerintahan dengan Kode Kementerian Dalam Negeri 33.07.04.2007, sebagai salah satu dari 17 desa di Kecamatan Sukoharjo. Lokasinya berada di sebelah selatan dari ibukota Kabupaten Wonosobo, di sebuah kawasan dengan topografi yang relatif datar hingga landai, sangat ideal untuk pengembangan pertanian lahan basah atau sawah.Luas wilayah Desa Sariyoso yaitu sekitar 124,35 hektare atau 1,24 kilometer persegi. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan lahan sawah irigasi yang menjadi aset paling vital bagi desa. Hamparan sawah yang membentang luas menjadi pemandangan utama yang mendominasi lanskap desa, diselingi oleh area pemukiman penduduk yang berkelompok. Batas-batas wilayah Desa Sariyoso meliputi: di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Gumiwang; di sisi timur, berbatasan dengan Desa Kalibening; di sebelah selatan, berbatasan dengan Desa Sukoharjo; dan di sebelah barat, berbatasan langsung dengan Desa Pucungwetan.Kondisi tanah yang subur, didukung oleh sistem irigasi yang cukup baik dan iklim Wonosobo yang sejuk, menjadikan Sariyoso sebagai surga bagi para petani. Sumber daya alam inilah yang menjadi modal dasar bagi keberlangsungan hidup dan perekonomian masyarakat dari generasi ke generasi.

Demografi dan Karakteristik Masyarakat Agraris

Sebagai desa agraris, Desa Sariyoso memiliki populasi yang tidak terlalu padat, memungkinkan adanya ruang hidup yang lebih seimbang antara manusia dan alam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Sukoharjo dalam Angka 2023", jumlah penduduk Desa Sariyoso tercatat sebanyak 2.501 jiwa. Populasi ini terdiri dari 1.282 penduduk laki-laki dan 1.219 penduduk perempuan.Dengan luas wilayah 1,24 kilometer persegi, maka tingkat kepadatan penduduk di Desa Sariyoso mencapai sekitar 2.017 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan kepadatan yang moderat untuk sebuah desa di Pulau Jawa, di mana sebaran penduduknya terkonsentrasi di dusun-dusun sementara lahan pertanian tetap mendominasi.Struktur masyarakat Desa Sariyoso sangat homogen, dengan mayoritas mutlak penduduknya berprofesi sebagai petani. Baik sebagai pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani, hampir seluruh keluarga di desa ini menggantungkan hidupnya pada hasil bumi. Karakteristik ini membentuk struktur sosial yang sangat komunal dan egaliter. Tradisi gotong royong atau sambatan bukan hanya slogan, melainkan praktik sehari-hari yang masih hidup, terutama saat musim tanam dan musim panen tiba. Ikatan sosial yang kuat ini menjadi jaring pengaman sosial bagi warga dalam menghadapi berbagai persoalan.

Pilar Ekonomi: Pertanian Padi dan Palawija

Perekonomian Desa Sariyoso berdiri tegak di atas satu pilar utama, yaitu sektor pertanian. Komoditas andalan yang menjadi primadona dan dibudidayakan secara luas di lahan sawah ialah padi. Dalam setahun, petani bisa melakukan dua hingga tiga kali musim tanam, tergantung pada ketersediaan air irigasi. Hasil panen padi dari Sariyoso tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga desa, tetapi juga menjadi salah satu pemasok beras penting untuk pasar-pasar di Kecamatan Sukoharjo dan sekitarnya.Selain padi, para petani juga melakukan diversifikasi tanaman dengan menanam berbagai jenis palawija pada musim-musim tertentu. Tanaman seperti jagung, kedelai dan kacang tanah seringkali ditanam sebagai tanaman sela atau setelah panen padi untuk memutus siklus hama dan menjaga kesuburan tanah. Di pekarangan rumah, warga juga biasa menanam aneka sayuran dan umbi-umbian untuk kebutuhan dapur sehari-hari, sebuah praktik yang mendukung ketahanan pangan di tingkat keluarga.Sistem pertanian di Sariyoso sebagian besar masih mengandalkan metode konvensional yang diwariskan turun-temurun, meskipun beberapa petani modern telah mulai mengadopsi teknologi pertanian seperti penggunaan traktor dan pupuk yang lebih efisien. Keberadaan kelompok-kelompok tani di desa memegang peran penting sebagai wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan, mengakses bantuan pemerintah, dan mengatasi masalah pertanian secara kolektif.

Sektor Pendukung: Peternakan dan UMKM Skala Mikro

Untuk menopang ekonomi keluarga dan menciptakan sistem pertanian yang lebih terintegrasi, banyak petani di Desa Sariyoso yang juga menekuni usaha peternakan skala rumah tangga. Jenis ternak yang paling umum dipelihara adalah sapi, kambing, dan ayam. Peternakan ini memberikan manfaat ganda. Selain dapat dijual untuk menambah pendapatan, ternak seperti sapi dan kambing juga menghasilkan kotoran yang diolah menjadi pupuk kandang. Penggunaan pupuk organik ini sangat baik untuk menjaga kesehatan dan kesuburan tanah dalam jangka panjang.Di luar pertanian dan peternakan, kegiatan ekonomi lainnya berjalan dalam skala mikro. Beberapa warga, terutama kaum perempuan, mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner. Mereka memproduksi makanan ringan tradisional, jajanan pasar, atau membuka warung kecil di lingkungan rumah untuk menambah penghasilan keluarga. Meskipun skalanya belum besar, keberadaan UMKM ini menunjukkan adanya semangat wirausaha dan kreativitas warga dalam memanfaatkan peluang yang ada.Namun secara keseluruhan, diversifikasi ekonomi di luar sektor pertanian masih menjadi tantangan. Ketergantungan yang sangat tinggi pada hasil bumi membuat perekonomian desa rentan terhadap risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem atau serangan hama.

Kehidupan Sosial dan Budaya yang Komunal

Kehidupan sosial di Desa Sariyoso berjalan dalam ritme yang tenang dan komunal. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat. Berbagai perayaan hari besar Islam, kegiatan pengajian rutin, dan tradisi lokal seperti kenduri atau selamatan masih dilestarikan dengan baik.Adat istiadat yang berkaitan dengan siklus pertanian, seperti upacara selamatan sebelum musim tanam (wiwitan), juga masih dijalankan oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia kesuburan tanah. Tradisi-tradisi semacam ini memperkuat ikatan sosial dan menjadi bagian dari kearifan lokal dalam mengelola alam.Dalam menghadapi era modern, Desa Sariyoso dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan generasi muda agar tetap mau menekuni profesi sebagai petani. Pendidikan dan pengenalan inovasi teknologi pertanian menjadi kunci agar kaum milenial melihat pertanian sebagai sektor yang menjanjikan dan modern, bukan lagi sebagai pekerjaan yang identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan.

Penutup

Desa Sariyoso adalah potret nyata dari sebuah desa agraris yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan. Di tengah modernisasi yang terus berjalan, Sariyoso tetap setia pada identitasnya sebagai komunitas petani yang hidup dari kemurahan alam. Hamparan sawahnya yang hijau bukan hanya pemandangan indah, tetapi juga ladang kehidupan bagi ribuan jiwa yang menggantungkan harapannya pada setiap bulir padi yang menguning.Dengan fondasi sosial yang kokoh berlandaskan semangat gotong royong dan kearifan lokal, Desa Sariyoso memiliki modal yang kuat untuk menghadapi masa depan. Tantangan utama ke depan ialah bagaimana meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan menciptakan diversifikasi ekonomi tanpa harus mengorbankan lahan produktif yang menjadi aset paling berharganya. Dengan pengelolaan yang bijaksana, Sariyoso akan terus menjadi "sari pati" kemakmuran bagi Kecamatan Sukoharjo dan Kabupaten Wonosobo.